Personal Success

4 Kuadran Kesuksesan dan Kebahagiaan yang Tanpa Sadar Menjebak Seseorang (bagian 1)

Suatu hari di ruang terapi saya menyarankan seorang bapak untuk membaca buku dan menerapkan isi buku tersebut karena hal itu berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Tanpa disangka ia menjawab bahwa ia sudah tahu dan sudah baca buku yang saya sarankan.

Kemudian saya bertanya kapan dia membaca buku itu dan dia jawab sekitar 5 tahun yang lalu. Sedangkan masalahnya terjadi baru 3 tahun belakangan.

Nah … kalau sudah baca dan menerapkan mengapa ia mengalami masalahnya?

Sahabat, banyak orang merasa sudah tahu jalan kesuksesan dan kebahagiaan. Tapi kenyataannya ia masih mengalami masalah berkaitan dengan apa yang diketahuinya.

Seseorang mengatakan sudah baca buku saya tentang anak beberapa tahun yang lalu tapi ia masih mengalami masalah dengan anaknya.

Seseorang mengatakan sudah baca buku saya dimana salah satu babnya adalah tentang pengelolaan keuangan tapi masih mengalami masalah tentang pengelolaan uang.

Pernahkah Anda bertemu orang seperti itu? Mengaku sudah tahu ini dan itu tapi dia sendiri mengalami masalah tentang apa yang dia sudah tahu tersebut.

KuadranKesuksesan

Berkaitan dengan hal itu kali ini saya akan membahas “4 kuadran kesuksesan dan kebahagiaan”. Karena ini agak panjang maka saya akan memecah artikel ini menjadi beberapa bagian.

Kuadran Pertama adalah Kuadran “Saya tidak tahu apa yang saya tidak tahu”

Pada kuadran ini seseorang tidak tahu apa saja yang diperlukan untuk sukses dan bahagia.

Seorang bapak peserta seminar yang diajak dengan paksa oleh temannya menghadiri seminar saya mengatakan setelah selesai seminar bahwa materi yang dia barusan pelajari itu tak disangkanya sama sekali. Ia mengaku selama ini ia tahunya kalau mau sukses dan bahagia yaaa harus bekerja dengan keras, harus dapat dipercaya orang lain, harus bisa simpan uang dan harus rajin berdoa. Ia berterima kasih dipaksa temannya untuk hadir di seminar saya hahahaha.

Begitu selesai mengikuti seminar yang saya bawakan  barulah ia menyadari bahwa ternyata semua hal yang dia ketahui itu ternyata masih dangkal dan susah diterapkan kalau tak tahu asal muasalnya.

Contoh selama ini ia tak habis pikir mengapa ada karyawannya yang suka berbohong. Ia berusaha menasehatinya bahkan ada yang sudah ia pecat karena ketahuan mencuri tapi itu tetap tak membuat yang lain jera dan menjadikan contoh.

Sementara karyawan lain suka hutang pada perusahaan karena kebutuhan hidupnya tak cukup padahal ia sering menasehati karyawan itu untuk menabung karena sebagai manajer di perusahaannya gajinya juga terbilang lumayan. Tapi walau ia sudah berkali-kali menasehati si karyawan seakan tak pernah memahami apa nasehatnya.

Sepulang seminar itu ia baru tahu ternyata apa yang selama ini membuatnya gagal menasehati adalah karena nasehatnya susah diterapkan. Nasehatnya hanya sesuatu yang klise. Nasehatnya tak menjawab permasalahan yang mendasar.

Contoh tentang pengelolaan uang. Selama ini nasehatnya hanyalah berupa logika. Seperti “Tahukah kamu kalau kamu tak bisa simpan uang sekarang suatu hari ada masalah kamu pasti kebingungan. Kamu harus memaksakan diri menyimpan uang itu nanti suatu hari kamu akan berterima kasih karena hal itu. Kamu kan sudah lihat contohnya pada si A itu yang gajinya besar tapi boros akhirnya bermasalah juga. Sebanyak apapun kamu dapat uang tapi kalau tak bisa simpan ya percuma saja”

Nah kalau Anda baca nasehat di atas memang benar. Tapi bagi orang yang bermasalah itu susah diterapkan. Mungkin yang dinasehati tahu dan bermaksud melakukan nasehat itu tapi setiap kali hendak melakukan ia pasti merasakan sesuatu dalam dirinya yang berontak melawan dan akhirnya ia kembali ke perilaku lama.

Dari seminar yang saya bawakan barulah si bapak tadi tahu bahwa ternyata orang susah menerapkan perilaku baru karena ada “sistem keyakinan yang salah tentang uang” yang tertanam dalam pikirannya. Dan selama sistem keyakinan itu tak diubah maka orang akan kesulitan mengubah perilaku atau kebiasaan buruknya.

Si bapak tak tahu apa yang selama ini dia tak tahu.

Kuadran Kedua adalah …. (bersambung)

Semoga ini menginspirasi perbaikan kehidupan semua mahluk. Dan semoga semua mahluk berbahagia.

Terimakasih telah mendukung dan menjadi bagian dari kehidupan saya selama ini entah dengan membaca atau membagikan tulisan-tulisan saya.

Salam SKRB untuk semua pembaca artikel ini – sehat kaya raya bahagia.

NB

Mau mengkondisikan pikiran di 5 aspek penting kesuksesan? Klik dan dengarkan apa yang ada di audio berikut selama 21 hari dan ulangi sebanyak 5 kali. Josssss deh  

https://21dsm.ariesandi.com/

Back to top button