Personal Success

Hipnoterapi, Penjara Pikiran dan Keberanian Menentukan Tujuan

Seorang klien dalam sesi coaching menceritakan masalahnya yang stagnan di satu income tertentu yang sebenarnya lumayan besar berkisar Rp 50 juta – 70 juta sebulan. Ia mengamati incomenye berkisar di angka itu sudah selama 3 tahun terakhir.

Dia tahu harus melakukan apa untuk membuat bisnisnya bertumbuh lebih besar namun sebagian dari dirinya seakan ada yang menolak. Salah satu self talk yang sering muncul menurutnya adalah, “untuk apa punya income lebih besar lagi, toh segini juga cukup”.

Di lain sisi ia sadar bahwa tak bisa seperti itu terus menerus karena biaya sekolah anaknya dan biaya hidup lainnya juga terus naik. Biaya sekolah 2 orang anak saja sudah Rp juta per bulan belum lagi biaya lain-lainnya. Masih ada cicilan KPR rumah. Dan masih banyak biaya lainnya.

Saya pun menanyakan apa tujuan hidupnya yang belum dicapainya. Dan dia kebingungan menjawab. Gubrak!!

Akhirnya dia hanya menjawab sekarang dia hidup hanya untuk membesarkan anak-anaknya hingga mereka mencapai kelulusan kuliah.

Bisakah Anda bayangkan orang yang belum berusia 35 tahun hanya menjalani hidup seperti itu untuk bertahun-tahun ke depan sementara income sebesar itu juga bukan yang istimewa untuk hidup di kota metropolitan? Belum lagi inflasi yang terus merangkak naik seperti main ular tangga yang tak pernah kepatok ular – naik melulu.

Singkat cerita dari wawancara akhirnya terkuak kalau ia tidak berani punya tujuan lebih besar lagi dalam hidupnya. Hal ini karena sugesti yang sering ia terima dari orangtuanya yaitu hidup sederhana saja, tidak usah mimpi muluk-muluk nanti kalau tidak kesampaian bakal kecewa besar.

Kalau kita amati sebenarnya nasihat itu ada benarnya juga sebagian namun ada tidak benarnya juga.

Nasihat hidup sederhana adalah baik dan merupakan hal penting. Jangan karena income naik lalu gaya hidup menjadi boros bahkan lebih besar dari income. Income boleh naik tetapi gaya hidup tetap secukupnya dan tak perlu memuaskan pandangan orang lain tentang hidup kita.

Nasihat “tidak usah mimpi muluk-muluk nanti kalau tidak kesampaian bakal kecewa besar” ini perlu dipertanyakan. Apakah kalau tidak mimpi muluk bakal tidak ada kekecewaan?? Apakah hanya orang yang punya mimpi muluk yang bakal bisa kecewa besar?? Kalau orang tidak punya impian yang muluk dijamin tidak bakal mengalami kekecewaaan?? Tidak juga!!!

Anda punya impian besar atau kecil tetap bakal bisa kecewa.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah kalau impian kecil pasti bisa tercapai? Dan apakah kalau impian muluk pasti gagal? Tidak juga! Tidak ada yang pasti. Semua hanyalah permainan pikiran.

Pertanyaan berikutnya apakah yang dikategorikan impian besar atau kecil? Apa ukurannya? Apa perbandingannya?

Dari semua pertanyaan itu akhirnya klien saya mulai tersadar bahwa pikirannya mengalami ketakutan dan terpenjara dengan sugesti yang sudah mengikat dirinya berpuluh tahun. Penjara ini tidak terlihat tetapi mengekang pandangan seseorang terhadap seberapa besar ia berani menetapkan tujuan dan mengambil tindakan selaras yang mengarah pada tujuannya.

Seseorang tidak berani menentukan tujuan yang lebih besar karena takut gagal dan mengalami kekecewaan besar.

Akhirnya sesi hipnoterapi menuntaskan ketakutannya akan kegagalan.

Sekarang ia berani memiliki impian lebih besar di dalam aspek keuangan dan bisnisnya. Apa ukurannya? Saat ia merancang target yang lebih besar ia menjalankan aktifitasnya dengan lebih ringan dan tidak muncul lagi bayang-bayang bakal mengalami kegagalan.

Pembaca sekalian menentukan tujuan itu penting karena otak kita hanya bisa bekerja dengan adanya tujuan. Kalau tidak ada tujuan yang ditetapkan maka otak akan memilih sendiri tujuannya berdasarkan apa yang dominan di pikiran bawah sadar.

Kalau yang dominan di pikiran bawah sadar positif maka seseorang akan melakukan aktifitas dengan ringan dan lepas. Kalau yang dominan adalah hal negatif maka dengan satu atau lain cara tindakan orang itu akan mengarah pada hasil yang buruk. Dia akan berat melakukan aktifitasnya dan bahkan bisa jadi juga berat menjalani hari-harinya.

Namun perlu diketahui terkadang ada beberapa orang seperti kasus diatas mengalami kesulitan menetapkan tujuan karena adanya sugesti yang tidak mendukung. Sugesti yang tidak mendukung ini membuat seseorang memiliki persepsi tertentu yang dianggapnya sebagai kebenaran – padahal itu hanyalah persepsi yang dibentuk berdasarkan sugesti dominan yang ia terima.

Kalau ini terjadi maka perlu dibereskan terlebih dahulu sehingga proses berikutnya dapat dilakukan.

Ingat bahwa menetapkan tujuan bukan jaminan bahwa Anda akan mencapainya. Tetapi tanpa tujuan dalam pikiran adalah sebuah jaminan bahwa Anda tidak akan mencapai apa-apa.

Apabila upaya-upaya Anda tidak diarahkan pada sebuah tujuan bagaimana Anda akan tahu apa yang akan Anda lakukan dari hari ke hari? Bagaimana Anda tahu kapan harus berkata ya dan kapan harus berkata tidak? Bagaimana Anda telah tahu bahwa Anda telah cukup atau melenceng atau belum mencapai tujuan Anda?

Jawabnya adalah tidak bisa. Oleh karena itu Anda akan terjebak dalam lingkaran kegagalan dan bahkan ketidaksadaran bahwa Anda tidak punya arah.

Akhirnya untuk menutup artikel pendek ini ijinkan saya mengutip dari “On Tranquility of Mind” by Lucius Seneca yang mengatakan,

Biarkan seluruh usahamu mengarah kepada sesuatu, biarkan ujungnya tetap terlihat. Bukan kegiatannya yang mengganggu tetapi konsep-konsep keliru tentang berbagai hal itulah yang membuat mereka gusar.

Selamat beraktifitas lepas dan bebas menjadi diri Anda sendiri – semoga pembaca artikel ini semakin hari semakin SKRB… Sehat Kaya Raya Bahagia

NB
Berikut adalah 7 rangkaian video yang merupakan langkah lanjutan kalau sudah menentukan tujuan.

Back to top button