HappinessPersonal Success

Apakah Belajar Sama Dengan Hipnosis Diri?

Mengapa Anda membaca tulisan saya di halaman web ini?

Apakah karena ingin mendapatkan pengetahuan untuk Anda pamerkan pada orang lain? Atau karena ingin sekadar melewatkan waktu luang saja? Atau mungkin karena ingin membaca untuk menguatkan pembenaran Anda? Atau karena apa ????

Saya berharap Anda membaca tulisan ini karena ingin belajar mendalami diri Anda sendiri sehingga bebas dari ketakutan yang tidak perlu, bebas dari kecemasan yang tidak pada tempatnya, bebas dari salah persepsi tentang apa pun yang terjadi di hadapan Anda.

Dan saya berharap Anda tidak hanya membaca tulisan pendek saya di sini tetapi juga mencari sumber-sumber bacaan lain yang membahas tentang mengenali diri Anda. Mengapa mempelajari diri sendiri itu penting? Karena pengetahuan tentang diri sendiri adalah sebuah kebebasan.

Saya bertemu dengan seorang klien yang sedang tertekan karena ditipu rekan kerjanya. Ini menyangkut uang ratusan juta yang bagi klien saya ini adalah sebuah jumlah yang sangat berharga. Ia berusaha sekuat tenaga mendapatkan uangnya kembali – ini tidak salah sih. Tetapi ia lupa bahwa dalam hal mendapatkan uangnya kembali ia menelantarkan pekerjaan utamanya yang menghasilkan sumber pendapatan.

Ia juga berdoa pada Tuhan semoga rekannya itu sadar dan mengembalikan uang yang menjadi haknya. Sampai di titik ini saya memahami semua yang ia lakukan. Saya hanya mengingatkan bukan itu tujuan beragama.

Lalu saya menanyakan padanya, “Pak, apakah Bapak percaya Tuhan?” dan klien saya menjawab dengan cepat dan tegas, “Saya sangat percaya Tuhan, siang malam saya berdoa dan tak pernah lepas pergi ke tempat ibadah”, katanya.

Saya pun mengatakan, “Pak apakah kalau siang malam berdoa dan selalu rajin ke tempat ibadah otomatis bisa disebut percaya Tuhan?” Dia menjawab, “Iya dong Pak Aries. Itu bukti kepercayaan saya sehingga saya tekun”.

Lalu saya melanjutkan, “Kalau Bapak percaya Tuhan mengapa Bapak memaksakan uang itu kembali dari rekan Bapak? Bukankah itu namanya mengajak Tuhan sekongkol menuruti kemauan Bapak?”

Sampai di titik ini klien saya pun terdiam dengan mata membesar melihat saya tanpa mampu berkata-kata.

Saya pun melanjutkan, “Pak mana yang lebih penting, uang itu kembali harus dari rekan yang menipu Bapak atau uang itu kembali dari sumber mana pun?” Klien saya pun menjawab dengan nada kebingungan, “Lho tapi kan yang menipu uang saya itu adalah rekan saya Pak, masa harus kembali dari sumber mana pun dan rekan saya itu bebas??”


“Lho Bapak tahu dari mana kalau rekan Bapak bebas? Memangnya Bapak yang menentukan nasib teman Bapak? Bukannya itu namanya Bapak tidak percaya pada Tuhan?”, lanjut saya.

“ehm jadi biarkan Tuhan yang membalas perbuatan jahat rekan saya itu ya Pak?”, katanya.

“Lho saya tidak bilang begitu. Itu namanya mengajak Tuhan sekongkol melakukan pembalasan!”, timpal saya.

“Begini Pak, biarlah yang menjadi urusan Tuhan berjalan dengan apa adanya tanpa perlu kita berusaha mengatur. Cukup kita atur pikiran kita dan perasaan kita. Sebenarnya apa yang terjadi dalam diri Bapak dengan adanya peristiwa ini? Itulah yang perlu diurus. Bapak kecewa kan pada teman Bapak? Bapak merasa dia memperlakukan Bapak tidak adil kan dengan membawa kabur uang Bapak? Bapak merasa kepercayaan Bapak disalahgunakan kan?”

Klien saya hanya menganggukkan kepala membenarkan semua yang saya katakan. Dia hanya berkata lirih, “Wah selama ini saya belajar ternyata banyak salah pemahaman ya. Mengapa saya tidak memahami seperti yang Pak Aries sampaikan barusan ya?”.

Pembaca sekalian itulah yang sebenarnya perlu diurus. Pikiran dan perasaan kita yang disebabkan oleh persepsi yang muncul dari bawah sadar. Itulah yang perlu ditangani. Dalam kasus di atas apakah uang itu akan kembali atau tidak dari orang yang sama atau dari sumber lain itu bukanlah urusan kita. Itu urusan Tuhan atau mekanisme alam.

Mempelajari diri sendiri jauh lebih penting daripada mengatur Tuhan atau alam semesta sesuai kehendak kita. Karena inilah salah satu penyebab seseorang tidak maju mengenali dirinya sendiri. Pandangannya selalu diarahkan ke luar dirinya. Bahkan Tuhan pun mau diaturnya padahal mengenali apa yang terjadi di pikirannya sendiri saja masih kacau.

Ingatlah bahwa belajar memahami apa yang terjadi dalam diri dan kemudian menjadikan aktivitas bisnis Anda sehari-hari sebagai ujian pengembangan diri Anda adalah tujuan utama Anda belajar mempelajari diri sendiri.

Belajar melalui berbagai buku dan seminar adalah salah satu cara menyugesti diri Anda sendiri sehingga memiliki kesadaran yang makin lama makin berkembang. Anda perlu melakukannya terus menerus untuk menggantikan pelajaran lama yang sudah mengendap dalam pikiran bawah sadar Anda. Dan pastikan pelajaran yang Anda serap benar-benar Anda refleksikan ke dalam diri sehingga Anda mendapatkan manfaat.

Selamat beraktivitas dan semoga semua pembaca semakin hari semakin SKRB – sehat kaya raya bahagia.

Back to top button