Personal Success

Apakah Fobia atau Alergi Harus Disembuhkan?

Salah seorang peserta di LCTW (Life Core Transformation Workshop) yang saya adakan menanyakan apakah fobia perlu disembuhkan mengingat fobianya tidak terlalu berdampak banyak pada kehidupannya dan masih bisa dihindari.

Zoofobia

Kemudian saya bertanya apakah fobia yang dideritanya. Ternyata ia memiliki fobia terhadap ular dimana tak mungkin ditemui di kota besar seperti Jakarta tempat ia tinggal.

Lalu saya menanyakan separah apa fobia itu dan dia menjawab bahwa lihat gambar ular saja pun ia tak mau. Dan ia merasa itu masih bisa dihindari dengan cukup memalingkan muka saja.

Nah mungkin para sahabat pembaca juga memiliki kasus serupa di mana fobianya atau alerginya masih bisa dihindari.

Memang sih selama tak ada kontak dengan obyek pemicu maka si penderita fobia atau alergi akan tetap aman-aman saja.

Namun masalahnya bukan di situ. Saya punya pertanyaan untuk kasus seperti itu:

  1. Sampai kapan mau menghindar?
  2. Apakah bisa menghindar terus?
  3. Dengan menghindar apakah problem utamanya beres?
  4. Tahukah Anda dampak buruk jika fobia atau alergi itu tidak dibereskan?

Para pembaca, memang seseorang bisa menghindari unsur pemicu fobia atau alergi tapi itu tak berarti menyembuhkan akar masalah yang tersimpan di memori otaknya.

Otaknya tetap menyimpan memori buruk terhadap pemicu awal terjadinya fobia atau alergi tersebut. Artinya ada bagian dari kepribadiannya yang terluka dan tak kunjung sembuh karena ia terus menghindar.

Apakah dampaknya?

Silakan nantikan di artikel selanjutnya yaa …

Anda bisa bantu saya dengan SHARE artikel ini pada teman atau keluaga Anda yang mengidap fobia atau alergi tertentu sehingga mereka bisa lebih memahami apa yang terjadi pada dirinya.

Back to top button