Personal Success

Mental Blok dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan

mental-block-200x300

Seorang gadis muda sedang dalam ruang terapi saya. Ia ditemani oleh saudaranya. Sebut saja namanya Ana. Ana berusia hampir 22 tahun. Perawakannya langsing dan wajahnya cantik. Namun ia mengeluh bahwa dirinya gemuk, seringkali merasa bodoh, mudah tersinggung dan nilai-nilai di perkuliahannya juga tidak terlalu bagus.

 

Setelah saya berbincang sejenak dengan Ana akhirnya mulailah saya melakukan iQuestion yang merupakan prosedur penggalian akar masalah dari Instant Change Technique.

 

Masalah utamanya ternyata adalah Ana tak berani mengatakan tidak dan merasa bahwa konflik itu tak bagus sehingga harus dihindari dan ia selalu menuntut kesempurnaan.

 

Ana tak berani mengatakan tidak karena sejak kecil ia mendapat doktrin dari orangtua agar jangan menyakiti hati orang lain. Hal ini diterapkan dengan kurang tepat oleh Ana sehingga akhirnya dia sendiri yang menderita. Ia tidak berani menolak saat temannya meminta bantuannya padahal jelas-jelas ia memiliki tugas lain yang harus dikerjakan pada saat yang sama.

 

Karena ia takut menyakiti perasaan temannya kalau ia menolak dan ia takut kehilangan teman maka ia menyatakan kesanggupannya. Dari iQuestion yang saya lakukan terungkap juga bahwa Ana meniru hal ini dari mamanya. Jadi pola ini semakin kuat terpatri dalam memori Ana karena ia sering melihat mamanya membantu orang lain tanpa mempedulikan dirinya.

 

Saat saya tanya lebih jauh Ana mengatakan sebenarnya hatinya menjerit dan mau berontak tapi ia merasa lebih baik dirinya yang mengalah daripada menyakiti hati orang lain. Apakah Anda kenal orang seperti Ana?

 

Karena sikapnya yang tak berani menolak tersebut akhirnya teman-teman Ana senang melibatkan Ana dalam setiap kegiatan. Terkadang Ana merasa jengkel pada temannya mengapa ia takut pada orang lain tapi tidak pada dirinya. Ana mengatakan bahwa seringkali ia merasa tak dihargai pendapatnya atau keberadaannya karena teman baiknya sering memperlakukan ia “tanpa perasaan” sementara pada teman yang lain teman baiknya ini respek. Ana ingin mendapatkan respek seperti itu tapi tak pernah mendapatkannya.

 

Kejengkelan yang terpendam tersebut membuatnya sering tidak konsen dalam belajar. Karena bayangan kemarahan dan kekecewaan pada teman baiknya sering muncul dalam kepalanya.

 

Jadi sekarang keluhan yang diungkapkan Ana di awal yaitu tentang merasa bodoh dan nilai kuliahnya jelek akhirnya mulai mendapatkan titik terang. Jelas saja nilainya jelek karena dengan masalah di atas mana bisa Ana belajar dengan tenang dan mengerjakan ujian dengan konsentrasi penuh kalau di balik semua itu masih ada api membara dalam hatinya.

 

Apakah Anda pernah mengalami masalah seperti Ana di atas?

 

Dari kasus di atas jelaslah bahwa sebuah masalah ternyata akarnya bisa sangat berbeda sekali. Seandainya kita memberikan saran pada Ana supaya lebih disiplin belajar, lebih mendengarkan guru dan saran lain yang sifatnya hanya mengarah pada aspek akademik saja maka masalah di atas tak akan terpecahkan.

 

Hari ini setelah 3 bulan saya menangani kasus Ana dan bertemu dengan Ana kembali untuk menanyakan bagaimana hasilnya saya mendapatkan jawaban yang menggembirakan. Ana benar-benar menjadi orang yang berbeda karena sekarang ia bisa menolak permintaan temannya jika memang ia punya prioritas yang lain dan saat melakukan itu Ana tetap merasa nyaman.

 

Kekuatirannya selama ini bahwa temannya akan meninggalkan dan sakit hati kalau ditolak ternyata tidak pernah terjadi.

 

Nilai kuliahnya meningkat tajam. Ia bangga dengan pencapaiannya.

 

Apa yang dialami Ana bisa saja dialami oleh orang lain dengan kasus berbeda. Itulah yang namanya hambatan mental atau mental block. Dalam kasus ketakutan telepon pelanggan misalnya bisa jadi akar masalahnya bukan hanya aspek teknis menyangkut ketrampilan berbicara atau ketidakmampuan menjelaskan produk yang ditawarkan.

 

Mental block bisa bermain sangat halus sekali di balik setiap perilaku manusia. Untuk mengenalinya diperlukan kesadaran diri dari si pemilik mental block. Atau jika tidak maka butuh bantuan seseorang yang memang ahli di bidang ini.

 

Bagaimana langkah sederhana mengenali mental block bagi orang awam :

  • perhatikan apakah sebuah pola terjadi dalam kehidupan Anda
  • perhatikan apa yang menjadi keluhan Anda atau yang sering Anda keluhkan
  • perhatikan apa yang seringkali berusaha Anda hindari

 

Saat Anda berhasil mengenali mental block tersebut maka langkah berikutnya adalah berusaha memaknai ulang apa yang membuat Anda tak bisa bergerak maju tersebut. Ingatlah bahwa semua itu terjadi di masa lalu Anda dan tanpa sadar Anda simpulkan lalu Anda pegang sampai sekarang.

 

Demikianlah artikel kali ini semoga membawa manfaat bagi pengembangan diri Anda.

 

Salam hebat selalu untuk Anda

With love

 

Ariesandi

5 Comments

  1. apakah saya juga mengalami mental block? setiap ingin mengatakan/mengutarakan isi hati/pikiran kpd suami selalu tidak kesampaian…dan yg disamapaikan kepada suami akhirnya singkat dan seringkali tidak sesuai dengan maksud hati…mohon pencerahannya

  2. Saya pikir saya punya mental blok tidak suka dan menghindari konflik, selain itu tidak mau menyakiti perasaan orang lain. Bagaimana cara mengatasi mental Block seperti ini ya?

Back to top button