Happiness

Maafkan, Lepaskan dan Raihlah Kebahagiaan

forgiveness Pada suatu saat di acara Core Transformation Camp datanglah seorang ibu – salah satu peserta – meminta bantuan pada saya untuk menyembuhkan dirinya dari sakit kepala yang sudah tak tertahankan. Ia sudah mencoba minum obat namun tak kunjung sembuh.

Saya tak berani menjanjikan apapun karena mungkin saja ada latar belakang masalah medis di baliknya. Namun saya tetap saja membantunya dengan harapan mungkin bisa mengurangi sakitnya.

Saya membantunya dengan menggunakan sebuah teknik terapi selama kurang lebih 25 menit dan dia bilang pusingnya lenyap dan dirinya merasa plong. Syukurlah :)

Malamnya saat Camp selesai dan tiba waktunya untuk istirahat sang ibu datang lagi pada saya dan menceritakan masalahnya.

Ia adalah seorang anak yang merasakan penolakan dari ibunya. Ia sering diperlakukan kasar oleh sang ibu. Ibunya menikah lagi dan ia sering dicaci oleh ibunya di depan ayah tirinya. Ia sakit hati dan benci dengan ibunya.

Hal tersebut dibawanya terus hingga ia dewasa, menikah dan punya anak. Apakah dampak dari hal tersebut?

Ibu ini sekarang memiliki banyak ketakutan – takut ular, takut tikus (bahkan takut terhadap bangkai tikus yang sudah tidak bergerak), takut berada dalam kegelapan dan ketakutan untuk sendirian.

Selain itu ia juga sering memukul, mencubit dan kasar pada anaknya yang masih balita dimana hal itu sebenarnya ia rasakan sendiri tak perlu sampai seperti itu. Ia sering menyesali tindakan dan ucapannya pada sang anak karena itu mengingatkan pada apa yang diterimanya dari ibunya. Namun yang terjadi adalah dia malah melakukan “siaran ulang” dari apa yang diterima dari ibunya.

Ibu ini juga pendiam dan kurang percaya diri dalam pergaulan. Relasinya dengan suami juga relatif kurang hangat dan kurang bisa terbuka. Ibu ini sangat mudah tersinggung dan emosional.

Hmm … apakah Anda suka menjadi orang seperti itu ? Atau apakah Anda mengenal sahabat atau keluarga Anda yang mirip seperti itu ?

Singkat cerita sang ibu ini menginginkan perubahan dalam hidupnya dan ia ingin melepaskan semua rasa marah dan sakit hatinya karena sudah sangat menyiksanya. Diperlukan kesadaran diri dan kemauan untuk berubah agar bisa lepas dari masalah seperti ini.

Akhirnya saya membantunya untuk memaafkan ibunya dan melepaskan masalah tersebut dengan sebuah teknik terapi  dan akhirnya ibu muda tersebut berhasil melepaskan semua beban emosional yang telah mengganjal batin dan emosinya selama lebih dari 20 tahun tersebut.

Raut mukanya seketika berubah menjadi lebih cerah, senyumya mengembang dan ia merasa sangat lega. Sebuah beban yang selama ini mengganjal di dada dia rasakan terangkat sehingga dadanya menjadi lebih ringan. Ia tersenyum-senyum dan masih terkaget-kaget dengan hasil yang ia dapatkan.

Selang 3 minggu kemudian saya bertemu dengan suaminya yang mengikuti kelas terapi ICT yang saya adakan. Suaminya menceritakan bahwa sejak sepulang istrinya dari sesi terapi tersebut tiba-tiba sang istri menjadi sangat cerewet. Ceritanya banyak dan ia ungkapkan semua dengan perasaan lepas. Dan kebiasaannya untuk mencubit, memukul dan kasar pada anaknya juga lenyap begitu saja.

Dan yang menarik adalah ketakutannya terhadap ular, gelap dan tikus juga ikut lenyap tanpa bekas. Semuanya terbukti melalui peristiwa nyata. Contohnya adalah ketika ia menjumpai bangkai tikus biasanya langsung lari dan berteriak histeris namun saat itu yang terjadi adalah ia malah mengambil sapu dan membersihkan bangkai tersebut untuk dibuang ke tempat sampah. Suaminya sampai bengong dan heran dengan perubahan yang hebat dari istrinya.

Dari hari ke hari sampai sang suami bertemu saya selang 3 minggu setelah sesi terapi itu perkembangan istrinya terus membaik. Sebelum menuliskan artikel ini yang berjarak 2 bulan setelah acara Core Transformation Camp yang diikuti ibu itu,  saya menanyakan lagi bagaimana kondisi ibu tersebut pada suaminya dan ternyata kabarnya juga hebat sekali.

Contoh kasus nyata di atas mengandung banyak pembelajaran yang ingin saya sampaikan, yaitu :

  1. Emosi negatif bisa Anda perlakukan dengan 3 cara : ditekan, dilampiaskan atau diterima untuk dilepaskan. Ditekan tidak akan menyelesaikan masalah karena bisa meledak lagi suatu saat. Dilampiaskan juga kurang baik karena memberi efek negatif pada orang-orang terdekat di sekitar Anda. Apa yang terbaik?
  2. Menerima dan memaafkan serta melepas adalah cara paling efektif membebaskan diri kita dari belenggu masalah dan memberikan kesempatan pada potensi terbaik kita untuk mengalir keluar.
  3. Memaafkan bukan berarti menerima atau menyetujui perbuatan atau ucapan seseorang pada Anda, bukan pula berarti mengijinkan orang tersebut menginjak harga diri Anda. Memaafkan dan melepaskan adalah demi kepentingan Anda agar Anda bisa melanjutkan perjalanan hidup Anda tanpa membawa beban emosional
  4. Emosi negatif yang tersimpan dalam jangka waktu lama merusak banyak aspek kehidupan Anda dan akan menimbulkan masalah baru di sana sini, jadi tuntaskanlah.

Anda punya kasus seperti di atas atau tahu teman atau keluarga yang mengalami kasus seperti diatas? Saya akan senang sekali jika Anda bersedia berbagi pengalaman dengan menuliskannya di bagian komentar di bawah ini.

Dan jika Anda merasakan memiliki kasus serupa maka segeralah mencari bantuan untuk melepaskan diri dari hal tersebut. Rasakan kebahagiaan tiada tara dan indahnya hidup ini tanpa beban emosional yang merusak seperti kasus di atas.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat bagi Anda, silakan LIKE/SUKA dan Sharingkan agar lebih banyak orang yang mendapatkan manfaatnya.

Sampai jumpa dan Salam Hebat Untuk Anda!

Ariesandi CHt
Peak Performance Coach

Dapatkan informasi, update, tips dan kata-kata inspiratif di : Facebook.com/AriesandiCht

12 Comments

Back to top button