Business Success

Mindset Anda = Kesuksesan Bisnis Anda

imagesBeberapa waktu yang lalu saya kedatangan seorang klien pengusaha di bidang furniture yang mengeluhkan usahanya kurang berkembang padahal potensinya ada.

Salah satu hal yang yang dia keluhkan adalah cara berpikirnya yang dia tahu menghalangi dirinya. Beliau menyadari bahwa karena kurangpercayaannya pada karyawannya maka beliau tidak bisa meninggalkan kantornya.

Beliau tahu bahwa hal ini menghambat dirinya untuk bisa eksplorasi pasar di luar kantor. Namun seringkali beliau mencoba untuk keluar kantor 2-3 jam hingga sehari dan ketakutannya terbukti bahwa terjadi masalah di kantornya.

Karena sudah mencoba hal tersebut beberapa kali dan mendapatkan hasil yang sama maka akhirnya beliau memutuskan untuk tidak mencoba lagi meninggalkan kantornya kecuali sangat terpaksa dan itupun kalau bisa tidak seharian.

Namun seiring waktu akhirnya kejenuhan mulai menghinggapi si bapak pengusaha ini. Ia merasa terkungkung dan tak bisa lepas. Akhirnya beberapa waktu terakhir beliau lebih gampang marah meledak-ledak jika ada sedikit saja pekerjaan anak buahnya yang kurang baik. Ia menyadari bahwa harusnya ia boleh marah tapi tak perlu sampai berlebihan seperti itu untuk kesalahan yang tak terlalu fatal.

Setelah membaca salah satu buku saya yang berjudul “Instant Change Technique” beliau menyadari bahwa memang ada masalah dalam dirinya yang perlu digali lebih dalam dan dibereskan. Dari buku tersebut beberapa hal berhasil beliau terapi sendiri. Dan itu yang mendorong beliau menemui saya karena ingin membereskan masalah dalam dirinya hingga tuntas. Setelah saya wawancara sejenak akhirnya terungkap bahwa beliau memiliki keyakinan bahwa “karyawan tak bisa dipercaya” yang diwarisi dari ayahnya.

Hal itu bermula dari kejadian saat karyawan kepercayaan ayahnya menipu dan menggelapkan uang perusahaan hingga milyaran rupiah dan membuat usaha ayahnya bangkrut.

Dendam dan kemarahan yang tersimpan sejak masa kecil itu masih sangat kuat membekas. Dan ia mengingat beberapa kejadian mencekam ketika ayahnya melakukan proses pengadilan terhadap karyawan kepercayaan tersebut.

Memori itu begitu kuatnya sehingga tanpa ia sadari memengaruhi cara berpikirnya. Dan otomatis tentu saja memengaruhi bahasa tubuh dan sikapnya saat berhadapan dengan karyawannya sendiri saat ini.

Sangat disayangkan bahwa karyawannya tak tahu menahu urusan masa lalunya tapi harus menanggung akibatnya sekarang diperlakukan dengan sikap kurang dipercaya.

Setelah melalui 2 kali proses terapi untuk memodifikasi keyakinan penghambatnya sang bapak merasa lebih plong dan lebih leluasa dalam bertindak. “Seperti ada beban yang terangkat dari dada saya”, demikian katanya.

Bapak ibu sekalian demikianlah bagaimana sebuah kejadian masa lalu yang membekas sangat kuat di memori bawah sadar bisa sangat memengaruhi cara berpikir dan sikap seseorang terhadap lingkungannya. Sebelum memori penghambat tadi dimaknai dan dimodifikasi maka hal itu akan sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.

Cara sederhana untuk memodifikasi sendiri memori negatif tersebut adalah dengan memaknai peristiwa tersebut dari sudut pandang yang lain.

Tanyakan pada diri sendiri :

  • apakah ini 100% benar ?
  • apakah yang akan terjadi pada hidup saya jika saya memegang keyakinan kalau ini 100% benar?
  • Bagaimana jika saya bisa melepaskan memori ini?
  • Apakah pemaknaan baru yang akan saya berikan atas memori ini ?
  • Apakah pemaknaan yang lebih baik lagi dari yang di atas ?

Ulangi lagi hingga beberapa kali sehingga akhirnya Anda akan merasakan kelegaan yang luar biasa jika mengingat kejadian buruk dalam hidup Anda.

Saat Anda masih terpengaruh dengan kejadian masa lalu Anda maka itu artinya Anda masih hidup di masa lalu. Secara fisik di masa sekarang namun pemikiran Anda masih tertinggal jauh di belakang di masa lalu Anda.

 

 

Salam hebat selalu

Ariesandi S.

2 Comments

  1. Pa,,,anak saya perempuan klas 5SD usia 10 thn,,,namun masih ngompol,,,bagaimana yach cara supaya berhenti ngompolnya,,kata neneknya ada turunan,,,mohon bantuan cara mengatadinya

Back to top button